Mengatasi Diare Pada Anak
Oleh: apt. Sri Nuryaningsih, S.Far.
Diare adalah penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Hampir setiap orang pernah mengalami diare. Baik bayi, anak-anak bahkan orang tua. Karena penyakit ini umum terjadi banyak orang yang akhirnya menyepelekan diare. Bahkan di kalangan masyarakat Jawa ada istilah “ngentheng-ngenthengi”, artinya tubuh akan menjadi ringan sebagai salah satu bentuk tumbuh kembang anak. Akhirnya beberapa menjadi abai dengan efek diare yang berupa dehidrasi. Padahal dehidrasi sangat berbahaya, karena bisa berakibat kematian. Lantas bagaimana sikap kita ketika menghadapi anak yang diare? Sebelum kita membahas hal tersebut, kita ulas sedikit tentang diare dan penyebabnya.
Macam diare
Secara umum diare dibagi menjadi 2, yaitu diare spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik biasanya disebabkan oleh infeksi baik virus, bakteri atau kuman. Selain buang air besar yang terus menerus (melebihi frekwensi normal), penderita juga merasakan gejala infeksi seperti badan panas, nafas cepat dan bentuk feces yang khas sesuai dengan jenis diarenya. Adapun diare non spesifik biasanya karena makanan, stress, ataupun perjalanan.
Bagaimana mengatasi diare pada anak?
Bagi seorang ibu, ketika anak sakit seringkali membuat cemas. Apalagi ketika anak masih bayi, ataupun anak yang belum bisa berkomunikasi. Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan saat anak diare agar tidak terjadi dehidrasi yang bisa berakibat fatal. Berikut ini beberapa tipsnya:
- Kenali diare
Saat anak diare, bunda bisa mencermati gejala yang dialami ananda. Apakah diarenya spesifik atau non spesifik. Bila diare disertai demam, nafas cepat, lendir atau darah maka kemungkinan diarenya tergolong spesifik yaitu karena infeksi. Bunda tetap tenang dan lakukan tips berikutnya.
- Minum air putih yang banyak/ oralit
Saat diare maka tubuh akan kehilangan banyak cairan. Apalagi bila diare juga disertai muntah. Namun demikian bunda harus tetap tenang. Beri anak minum air putih/ oralit. Ini untuk menghindari dehidrasi. Meski kadang anak susah karena kondisinya yang sakit dan tidak nyaman, namun hal ini harus diusahakan. Bunda bisa memberikan sedikit demi sedikit dengan sendok.
- Bila diarenya spesifik, bunda bisa membawanya ke dokter. Hal ini agar ananda mendapat penanganan yang tepat. Dokter biasanya akan menyarankan cek laboratorium untuk memastikan penyebab diarenya, sehingga obat yang diberikan benar-benar tepat.
- Bila diarenya non spesifik, pemberian cairan tetap dilanjutkan dan bisa diberi obat diare bebas yang ada di apotek. Selain itu asupan makanan juga dijaga kebersihan dan gizinya. Namun bila dengan pemberian obat bebas diare belum juga membaik, maka lebih baik segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Kenali tanda dehidrasi
Untuk menghindari terjadinya dehidrasi, maka bunda harus mengenali tanda-tandanya. Apa sajakah tanda-tanda dehidrasi? Mulut tampak kering, frekuensi buang air kecil berkurang. Bagi anak yang masih menggunakan diapers, lebih baik dicopot dulu agar bunda bisa melihat frekuensi dan juga warna air seninya. Anak lemas dan gampang mengantuk dan tidak aktif. Mata anak terlihat lebih cekung dan nafas anak lebih cepat. Saat anak menangis, biasanya juga tidak keluar air mata. Bila gejala ini dialami ananda, lebih baik segera periksa ke dokter atau ke fasilitas kesehatan.
Demikian beberapa tips yang bisa bunda lakukan saat anak diare. Tidak usah cemas, namun tetap waspada. Berikan minum/ cairan yang banyak jangan sampai anak dehidrasi. Namun demikian, mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk senantiasa menjaga kebersihan dan juga pola makan yang sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk diare.
Referensi Gambar: https://www.pngegg.com/